Tempat Wisata Dunia yang Rusak karena Pariwisata
Tempat Wisata Dunia yang Rusak karena Pariwisata – Tempat wisata yang dirusak oleh turis selama dekade terakhir. Tempat wisata yang indah dan amat menarik itu harus terkikis karena ulah turis yang kurang hati-hati. Ada juga negara yang harus menekan angka kunjungan wisatawan karena takut akan dampak negatif pariwisata massal. Turis berbondong-bondong datang karena tempat wisata tersebut amat terkenal. Seperti Dubrovnik, Kroasia, yang menghadapi kerusakan disebabkan oleh popularitas acara TV seperti “Game of Thrones”.
1. Islandia
Terkenal karena “Game of Thrones,” “Star Wars,” dan video klip Justin Bieber, kini Islandia harus menerima konsekuensinya. Ada kekhawatiran, tentang dampak lingkungan dari peningkatan pariwisata. Lalu juga dampak pada kualitas hidup bagi penduduk setempat. Hal ini dapat mengarah pada tantangan ekonomi yang serius di negara dengan hanya 360.000 orang. Contohnya keramaian di Blue Lagoon telah dianggap berlebihan oleh beberapa orang.
2. Yunani
Pulau-pulau Yunani seperti Santorini dan Mykonos tampaknya diburu karena pemandangnnya yang Instagrameble. Hal ini disebabkan oleh promosi, untuk memiliki pengalaman Yunani yang otentik kamu harus mengunjungi Santorini dan Mykonos.
3. Ibiza
Jika kamu suka berada di dekat banyak orang, maka Ibiza bisa menjadi tempat yang baik untuk dikunjungi. Ibiza menjadi salah satu tempat favorit untuk berpesta. Matahari, pasir, berselancar, klub menjadi sasaran wisatawan yang berkunjung ke sana. Belakangan ini, kerumunan turis sangat banyak. Akhirnya orang-orang merekomendasikan untuk pergi ke bagian pulau Spanyol yang tidak memiliki bar dan klub malam.
Baca Juga : Tempat Wisata di Madura Yang Wajib Anda Kunjungi
4. Bali
Ada lelucon di antara beberapa orang di Australia dan Selandia Baru bahwa pulau Bali di Indonesia adalah “Sydney North.” Ben Groundwater dari Traveller.com.au menunjukkan bahwa itu benar-benar dapat terasa seperti itu di Bali. Kamu sepertinya akan mendengar orang mengatakan “g’day” dan “kia ora” ketika bertemu dengan penduduk setempat. “G’day” adalah bahasa slang dari Australia untuk menyampaikan kata halo. Sedangkan “kia ora” adalah salam selamat datang yang sering di ucapkan orang Selandia Baru yang berasal dari bahasa Maori.
5. Machu Picchu
Saat ini tempat wisata Machu Picchu membatasi jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke sana setiap hari. Hanya boleh 2.500 orang wisatawan yang masuk selama satu hari, dan tidak boleh lebih dari empat jam. Harga satu tiket masuk untuk orang dewasa juga di buat lebih mahal, 50 dollar AS atau setara dengan Rp 700.000. Dan di dalam aturannya bahwa tongkat selfie sudah tidak boleh di gunakan. Terdapat masalah di awal tahun ini yang di lakukan oleh turis yang di nilai sangat fatal. Enam wisatawan ditangkap setelah kotoran manusia ditemukan di dalam Kuil Suci Matahari. Lebih banyak turis yang datang pada tahun lalu. Pembangunan bandara internasional bernilai miliaran dolar di Machu Picchu yang akan menjadi alasan membawa pelancong langsung ke situs kuno itu. Ribuan orang menandatangani petisi untuk menghentikan pembangunan, tetapi pemerintah Peru mengatakan pembangunan akan berlanjut.
6. Gunung Everest
Everest sekarang juga memiliki masalah serius dengan kepadatan penduduk. Di kutip Business Insider awal tahun ini, Alan Arnette, yang telah mempelajari masalah kepadatan selama bertahun-tahun. “Jumlah hari pendakian yang terbatas, terlalu banyak orang, terlalu banyak orang yang tidak berpengalaman, dukungan yang tidak memadai semua. Itu semua datang bersama-sama dan di sanalah kami melihat sebagian besar kematian,” kata Arnette. Sebelas orang meninggal pada musim pendakian di Everest tahun 2019 . Kebanyakan dari mereka ingin mendapat gambar saat mencapai puncak agar mengejutkan banyak orang lewat instagram. Meskipun tak sampai puncak juga banyak pendaki melakukan perjalanan ke Everst Base Camp. Mereka meninggalkan beberapa ton sampah dan limbah manusia.