ChatGPT Kalahkan Mahasiswa dalam Tugas Menulis

0
ChatGPT Kalahkan Mahasiswa dalam Tugas Menulis

ChatGPT Kalahkan Mahasiswa dalam Tugas Menulis – Chat Generative Pre-trained Transformer atau ChatGPT adalah bahasa yang di kembangkan oleh OpenAI berdasarkan arsitektur GPT-3.5.

Dirancang untuk memahami dan menghasilkan teks alami yang responsif terhadap manusia dalam berbagai konteks percakapan. Ini dapat di gunakan untuk berbagai aplikasi seperti chatbots, asisten virtual, pemrosesan bahasa alami, dan banyak lagi.

Mengenal ChatGPT

ChatGPT (Large Language Model, LLM) yang di kembangkan oleh OpenAI. Menunjukkan potensi untuk menyamai atau bahkan melampaui nilai rata-rata mahasiswa ketika menjawab pertanyaan penilaian di beragam mata kuliah, termasuk ilmu komputer, studi politik, teknik, dan psikologi.

Model ini di latih pada data teks dalam jumlah besar dari internet dan mampu menjawab pertanyaan, memberikan informasi, menghasilkan teks kreatif, dan berinteraksi dengan pengguna dalam berbagai bahasa dan topik.

Baca Juga: Trik Kustomisasi Tab Google Chrome

Demikian menurut penelitian terkini yang terbit di Scientific Reports yang bertajuk “AI: ChatGPT can outperform university students at writing assignments”.

Terungkap perbedaan mencolok antara mahasiswa dan pengajar mengenai penggunaan ChatGPT di dalam tugas akademik, yang menyoroti dilema secara etis itu termasuk ke dalam plagiarisme atau bukan.

Penelitian yang di lakukan oleh Talal Rahwan dan Yasir Zaki melibatkan dosen dari New York University Abu Dhabi (NYUAD) yang mengajar 32 mata kuliah berbeda. Mereka di minta untuk menyerahkan tiga tugas artikel mahasiswa yang merupakan jawaban atas sepuluh pertanyaan penilaian.

ChatGPT dari OpenAI kemudian di tugaskan untuk menghasilkan tanggapan terhadap pertanyaan yang sama, dan jawaban yang di hasilkan ChatGPT ini di evaluasi bersama dengan jawaban mahasiswa oleh panel yang terdiri atas tiga siswa kelas yang tidak mengetahui sumber tanggapan tersebut.

Hasilnya, ChatGPT mencapai nilai rata-rata yang sama atau lebih tinggi daripada mahasiswa di 9 dari 32 mata kuliah. Matematika dan ekonomi adalah satu-satunya disiplin ilmy yag mahasiswanya secara konsisten mengungguli ChatGPT.

Keunggulan chatbot AI ChatGPT yang paling menonjol terlihat pada mata kuliah ‘Pengantar Kebijakan Publik’, yang memperoleh nilai rata-rata 9,56.

Sikap Mahasiswa dan Dosen

Penelitian ini tidak hanya mencakup kinerja akademis, tetapi juga menyelidiki sikap 1.601 individu dari Brasil, India, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris. Termasuk representasi substansial dari mahasiswa dan dosen dari masing-masing negara. Secara mengejutkan, 74 persen mahasiswa menunjukkan kesediaan mereka untuk memanfaatkan ChatGPT untuk membantu tugas akademis mereka.

Sebaliknya, 70 persen dosen menyatakan niat mereka untuk mengklasifikasikan penggunaan ChatGPT sebagai plagiarisme.

Selain itu, penelitian ini menyelidiki tantangan yang di timbulkan dalam mengindentifikasi teks yang di hasilkan AI. Dua alat yang di rancang untuk tujuan ini, GPTZero dan AI Text Classifier di gunakan untuk mengevaluasi respons yang di hasilkan ChatGPT.

Yang mengherankan, mereka salah mengklasifikasikan tanggapan ini sebagai tanggapan yang di buat oleh manusia. Masing-masing sebanyak 32 persen dan 49 persen, sehingga menggarisbawahi kecanggihan kemampuan pembuatan teks ChatGPT.

Wawasan Berharga

Temuan-temuan ini secara kolektif memberikan wawasan berharga yang memiliki implikasi signifikan terhadap penggunaan alat AI di lingkungan pendidikan. Kemampuan ChatGPT untuk menyaingi, dan dalam beberapa kasus melampaui, prestasi akademis siswa menimbulkan pertanyaan tentang peran AI dalam pendidikan.

Meskipun hal ini tidak di ragukan lagi dapat membantu siswa dalam meningkatkan pekerjaan mereka. Hal ini juga menimbulkan masalah etika, khususnya terkait plagiarisme.

Kesenjangan perspektif antara siswa dan pendidik sangat mencolok. Siswa tampak bersemangat untuk menggunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan upaya akademis mereka. Dan memandangnya sebagai sumber daya berharga yang dapat membantu mereka unggul dalam studi mereka.

Sebaliknya, para pendidik lebih skeptis dan khawatir terhadap potensi AI untuk mengkompromikan integritas proses pembelajaran dengan mengaburkan batas antara karya asli dan otomatisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *