7 Cara Praktis Mengatasi Penyakit Asma

0
7 Cara Praktis Mengatasi Penyakit Asma

7 Cara Praktis Mengatasi Penyakit Asma – Asma adalah penyakit peradangan terhadap saluran hawa di paru-paru bersama gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas. Gejalanya dapat memburuk sesuai derajat atau tingkat keparahan asma agar penderitanya perlu tahu bagaimana langkah mengendalikan dan mengontrol penyakit ini.

Langkah mengontrol dan mengendalikan asma bersama tepat diperlukan agar penyakit asma tidak dapat menjadi berat dan mengganggu aktivitas. Bahkan, terkecuali pengelolaan tidak baik, asma dapat membawa dampak kematian.

Yuk simak 7 Cara Praktis Mengatasi Penyakit Asma agar gejalanya tidak memburuk pada artikel berikut ini!

Penyebab asma yang tidak terkontrol

Sebelum tahu pendalian penyakit asma, mutlak untuk tahu penyebab asma yang tidak terkontrol. Asma dapat dikatakan terkontrol bersama baik bila tidak tersedia gejala asma terhadap malam hari menjelang dini hari.

Lalu, bila timbul gejala asma gampang diatasi bersama pergantian Arus Puncak Ekspirasi (APE)harian tidak naik turun < 20%. Selain itu, asma juga tidak menganggu kegiatan dan aktivitas, tidak mengakibatkan dampak samping obat, dan selamanya manfaatkan obat asma sesuai bersama jatah derajat asma.

Sementara itu, asma tidak terkontrol berjalan oleh dikarenakan beberapa hal, yaitu:

  • Obat tersedia namun tidak tepat langkah pakainya
  • Obat tersedia namun tidak tahu langkah pakainya
  • Obat tersedia namun tidak tahu gunanya obat
  • Obat tidak tersedia dikarenakan ketidakmampuan ekonomi
  • Obat tidak tersedia dikarenakan tidak diberikan oleh dikarenakan tidak tahu pertumbuhan penyakit asma pasien
  • Pasien tidak patuh dikarenakan tidak tahu pola perjalanan penyakit asma
  • Pasien tidak patuh dikarenakan keterbatasan komunikasi pada provider bersama pasien

Cara mengendalikan asma dengan praktis

Kalian bisa laksanakan beberapa langkah untuk mengendalikan asma agar gejalanya tidak memburuk. Berikut beberapa langkah mengontrol asma menurut Dokter Spesialis Paru & Pernapasan Mitra Keluarga, dr. Alexander Ginting, Sp.P:

1. Memahami penyakit asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang membawa dampak hiperreaktiviti bronkus atau kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Hal ini membawa dampak terjadinya penyempitan saluran nafas.

Pola penyakit asma umumnya adalah fluktuatif artinya pola penyakit dapat berbeda berasal dari waktu ke waktu dapat tenang terkontrol tanpa gejala namun dapat timbul serangan bila terpapar oleh faktor pencetus. Bila berjalan asma bersama serangan maka dapat mengganggu kegiatan dan mengakibatkan gejala asma seperti batuk, memproses lendir, sesak napas bersama mengi atau tanpa mengi.

Individual artinya untuk tiap tiap orang berbeda derajat penyakitnya demikian pula halnya bersama faktor pencetus dan jenis obat yang digunakan.

Baca Juga: Gejala dan Penyebab Sakit Tenggorokan

2. Menilai berat ringannya penyakit

Menentukan berat dan ringannya asma mutlak diketahui untuk menentukan jenis pengobatan. Pasien Asma berdasarkan gejala klinis dan fungsi parunya terbagi atas derajat asma intermitten, persisten ringan, persisten sedang, dan persisten berat.

Berikut ini penjelasannya:

  • Asma intermiten: frekuensi kambuh kurang berasal dari 1 kali dalam seminggu bersama serangan yang singkat yakni kurang berasal dari 2 kali saat malam hari.
  • Asma persisten ringan: frekuensi kambuh lebih berasal dari 1 kali dalam seminggu, namun kurang berasal dari 1 kali per hari. Saat kambuh dapat mengganggu kegiatan dan mengganggu tidur.
  • Asma persisten sedang: gejalanya timbul tiap tiap hari agar sering kadang memerlukan obat bronkodilator yang berfaedah untuk kurangi keluhan.
  • Asma persisten berat: gejala yang berjalan konsisten hingga mengganggu aktivitas. Kondisi ini memerlukan perhatian tertentu berasal dari dokter.

3. Menggunakan obat obatan yang tepat

Pembagian ini digunakan untuk menentukan obat dan perencanaan pengobatan. Dengan kepatuhan dan obat yang tepat diharapkan derajat asma dapat menjadi lebih gampang dan kuantitas obat yang digunakan berkurang.

Bila pengobatan tidak tepat dan pasien tidak patuh derajat asma dapat menjadi lebih berat
Berdasarkan mekanisme tersebut pertolongan obat asma terdiri berasal dari obat controller ( obat pengontrol asma) dan obat reliefer (obat pelega napas). Obat pengontrol asma yakni obat anti inflamasi dan diberikan dalam waktu yang panjang dan dosisnya diturunkan secara bertahap. Obat pelega napas digunakan untuk melegakan jalan napas.

4. Jauhi aspek pencetus

Pasien asma sebaiknya mengenal apa yang menjadi aspek pencetus terjadinya asma serangan. Setiap orang dapat berbeda sensitifiti dan jenis pencetusnya. Namun, tersedia beberapa aspek pemicu yang sebaiknya dihindari penderita asma, yaitu:

  • Infeksi virus lebih-lebih yang berkenaan bersama kondisi pernapasan, seperti pilek dan flu.
  • Asap rokok
  • Aktivitas fisik berlebihan.
  • Alergen, seperti kotoran tungau debu rumah, serbuk sari, jamur, dan hewan peliharaan.
  • Makanan dan pengawet makanan, perasa dan pewarna (dalam masalah yang jarang terjadi)
  • Iritasi di lingkungan seperti debu, polusi, asap kayu dan asap kebakaran semak
  • Perubahan suhu hawa dan cuaca
  • Faktor lingkungan berasal dari daerah kerja, seperti debu kayu, bahan kimia atau garam logam
  • Bahan kimia dan bau yang kuat seperti minyak wangi dan pembersih tempat tinggal tangga
  • Obat-obatan tertentu, juga aspirin dan beberapa obat tekanan darah
  • Stres atau emosi tinggi (termasuk berlebihan saat tertawa atau menangis).

5. Mengatasi serangan akut bersama segera

Ketika berjalan serangan asma, maka memerlukan langkah pertolongan pertama asma untuk menyelamatkan nyawanya.

Berikut ini pertolongan pertama terhadap serangan asma:

  • Duduk bersama tegak. Jangan tinggalkan orang yang terkena serangan asma sendirian.
  • Semprot inhaler untuk asma bersama maksimal 10 semprotan tiap tiap 30 hingga 60 detik.
  • Tunggu 4 menit. Jika tersedia sedikit atau tidak tersedia perbaikan segera hubungi ambulance.
  • Lakukan langkah ini hingga ambulans tiba.

6. Meningkatkan kebugaran fisik

Walaupun menderita asma, bukan artinya perlu menghentikan latihan dan olahraga. Bahkan, perihal ini selamanya mutlak untuk kebugaran secara keseluruhan.

Kalian bisa menentukan olahraga atau kegiatan kebugaran fisik sesuai anjuran berasal dari dokter, gejala dapat dikelola bersama pengobatan tambahan atau latihan pemanasan sebelum akan Anda memulai. Penting untuk memulai hidup sehat, seperti berhenti merokok dan menjauhkan asap rokok.

7. Memeriksakan diri secara teratur

Ketika tiba waktu kontrol, kalian tidak boleh menundanya, ya. Selalu laksanakan kontrol secara teratur agar bisa tahu pertumbuhan asma.

Jangan abaikan gejala bahwa asma udah terasa tidak terkendali, seperti sangat sering manfaatkan inhaler.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *